1.
BANJIR
Banjir bandang yang terjadi Rabu malam 22 Februari 2012 di
Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, merusak ratusan bangunan warga dan fasilitas
umum di Kecamatan Tigo Nagari dan Kecamatan Simpati.Data Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Pasaman, 13 jembatan rusak berat dan ringan serta
sekitar 1 kilometer fasilitas jalan umum rusak di sembilan titik. Banjir
bandang juga merusak 174 unit rumah warga serta menghalau 18 saluran irigasi
yang ada di dua kecamatan tersebut.Direktur Walhi Sumbar Khalid Saefullah pada
VIVAnews menyatakan, kurangnya resapan air di areal hulu sungai Batang Malampah
disinyalir menjadi penyebab bencana tersebut.“Kita menduga kuat ke arah sana,
karena hasil investigasi Walhi dalam beberapa tahun belakangan, degradasi hutan
di sana mencapai 20 persen,” tegasnya. Menurut Khalid, kondisi diperparah
dengan topografi kawasan di Pasaman yang dipenuhi perbukitan dengan kemiringan
beragam. “Ekologis dan topografi wilayah setempat yang memaksa agar aktivitas
kerusakan dihentikan,” tegasnya.
·
Penyebab:
1) Kurangnya resapan air di areal hulu
sungai Batang Malampah disinyalir menjadi penyebab bencana tersebut.
2) Degradasi lahan
·
Dampak:
1) Rusaknya sarana dan prasarana
Air yang menggenang memasuki
partikel pada dinding bangunan, apabila dinding tidak mampu menahan kandungan
air maka dinding akan mengalami retak dan akhirnya jebol.
2) Hilangnya harta benda
Banjir dalam aliran skala besar
mampu menyeret apapun yang dilaluinya termasuk harta benda.Seperti kursi,
kasur, meja, pakaian, dan lain sebagainya.
3) Menimbulkan korban jiwa
Hal ini disebabkan karena arus air
terlalu deras sehingga banyak penduduk yang hanyut terbawa arus.
4) Menimbulkan bibit penyakit
Penyakit yang dapat ditimbulkan
misalnya gatal-gatal.Air banjir banyak membawa kuman sehingga penyebaran
penyakit sangat besar.
5) Rusaknya areal pertanian
Banjir mampu menenggelamkan areal
sawah.Tentu saja hal ini sangat merugikan para petani dan kondisi perekonomian
negara menjadi terganggu.
·
Solusi pemecahan masalah :
1.
Pengoptimalan sungai ataupun selokan
Sungai ataupun selokan sebaiknya
dipelihara dan dipergunakan sebagaimana mestinya.Sungai ataupun selokan tidak
untuk tempat pembuangan sampah.Kebersihan air dan deras arusnya harus di pantau
setiap saat sekedar untuk mengamati jika sewaktu-waktu terjadi banjir.
2. Larangan pembuatan rumah penduduk di
sepanjang sungai
Tanah di pinggiran sungai tidak
seharusnya digunakan sebagai areal pemukiman penduduk.Selain menyebabkan
banjir, juga tatanan pola masyarakat menjadi tidak teratur.
3. Melaksanakan program tebang pilih
dan reboisasi
Pohon yang telah ditebang seharusnya
ada penggantinya. Menebang pohon yang telah berkayu kemudian tanam kembali
tunas pohon yang baru. Ini bertujuan untuk regenerasi hutan agar tidak gundul.
4. Mempergunakan alat pendeteksi banjir
sederhana
Untuk memantau tanda-tanda
terjadinya banjir, dibutuhkan suatu alat pendeteksi banjir.Alat pendeteksi ini
dibuat secara sederhana agar masyarakat mampu untuk membuatnya.
2.
GEMPA BUMI
BANDA ACEH, suaramerdeka.com- Gempa berkekuatan 7,3 pada Skala
Ritcher (SR) terjadi di lepas pantai barat Sumatra Utara, Rabu (11/1) pagi.
Gempa kuat ini menyebabkan warga panik berlarian keluar rumah. Trauma akan
bencana gempa dan tsunami tujuh tahun lalu, sebagian warga berlari menuju
tempat yang lebih tinggi.
Ribuan warga di pulau Simeulue, sekitar 200 kilometer
(124 mil) dari pusat gempa, yang merasakan kuatnya getaran sontak lari
meninggalkan rumah. Namun, segera setelah mendengar peringatan tsunami,
sebagian warga kemudian pulang ke rumah masing-masing untuk mengambil barang
berharga dan kembali mengungsi.
Sebuah peringatan tsunami juga dikeluarkan oleh Pusat
Peringatan Tsunami Pasifik. Namun dua peringatan gelombang besar itu ditarik
dua jam kemudian. "Belum ada laporan terkait kerusakan atau korban, pasca
gempa itu," kata petugas BMKG, Tiar Prasetya pada AFP.
Badan itu mengatakan gempa berkekuatan 5,0 SR pada
2,39 LU dan 93,18 BT dengan kedalaman 59 kilometer di bawah laut. Berbeda, USGS
menginformasikan gempa yang terjadi dini hari tadi berkekuatan 7,3 SR dan
berada di kedalaman 29 kilometer.
Seorang tentara bernama Eko yang berada di pantai di
Simeulue saat gempa terjadi mengatakan dirinya menyaksikan gejala alam yang
menandakan tsunami akan menghantam wilayah itu. "Air surut sekitar satu
meter, yang merupakan pertanda tsunami akan datang.Biasanya air bergegas
kembali dengan cepat, tapi itu tidak terjadi.Jadi saya khawatir tsunami akan
tiba," katanya kepada AFP.
Di Banda Aceh, dilaporkan, tanah bergetar selama 30
detik dan penduduk yang ketakutan bergegas keluar dari rumah mereka, tetapi
mereka kembali ke dalam rumah tak lama setelahnya. Beberapa warga pesisir barat
pantai Banda Aceh dilaporkan juga berlari menuju pedalaman setelah gempa
terjadi.Sebagian berlindung di masjid dan berkemah di pinggir jalan.
BMKG juga melaporkan dua gempa susulan berkekuatan 5,4
dan 5 SR terjadi 30 menit dan satu jam setelahnya. Gempa kuat yang diikuti
tsunami pernah melanda Sumatera pada September 2004 lalu, menewaskan lebih dari
1.000 orang.
·
Penyebab:
Pergerakan sesar geser
(strike-slip fault)
·
Dampak:
1. Longsor
Gempa bumi adalah getaran yang
ditimbulkan karena adanya gerakan endogen. Hentakan gempa dan bergoyangnya
tanah menyebabkan keluarnya tanah dan massa batuan yang menyebabkan tanah
longsor, lumpur, dan longsornya batuan di atasnya. Semua ini mendorong terjadinya
kerusakan dan kerugian pada kehidupan di muka bumi ini.
2.
Kerusakan bangunan
Gelombang pada gempa bumi
menyebabkan lapisan tanah bergerak, menggoyangkan bangunann gedung dan
menyebabkan kontruksi bangunan menjadi tidak kokoh atau kerangka bangunan menjadi
lemah, bahkan sebagian atau keseluruhan bangunan menjadi runtuh.
Bergoyangnya lapisan tanah juga
melemahkan tanah dan bahan material fondasi dibawah kerangka bangunan serta
bisa menyebabkan perubahan yang dramatis dalam susunan tanah halus dan tanah jenis
berbutir/pasir selama terjadinya gempa, tanah jenuh yang berpasir menjadi
seperti cairan lumpur. Proses nya disebut pencairan. Proses pencairan
menyebabkan kerusakan pada material fondasi tanah dan kerangka bangunan menjadi
lemah.
3.
Polusi udara
Kebakaran karena rusaknya installasi
bangunan mengakibatkan tercemarnya udara karena meningkatnya gas karbondioksida
CO2
4.
Perubahan struktur tanah dan batuan
Dengan adanya getaran serta gerakan
yang disebabkan oleh tenaga endogen maka struktur tanah akan berubah dan
mengalami kerusakan
5.
Krisis air bersih
Getaran dan goncangan besar karena
gempa mengakibatkan aliran-aliran sungai bawah tanah terputus, jaringan pipa
dan saluran bawah tanah rusak.
6. Degradasi lahan dan kerusakan bentang lahan
7. Hilangnya
makhluk hidup dan munculnya penyakit
8. Gangguan psikologis
·
Solusi pemecahan masalah:
1.
Membangun kembali rumah yang roboh.
2.
Memperbaiki lahan yang rusak.
3.
Melakukan terapi kejiwaan bagi korban bencana melalui
berbagai bentuk motivasi.
3. PUTING BELIUNG
§
BEKASI - Angin kencang atau
biasa disebut angin puting beliung menerjang puluhan rumah warga di tiga desa
di wilayah Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi. Musibah alam itu
mengakibatkan 79 rumah hancur. Selasa 18 April malam angin puting beliung
menghantam tiga Desa yaitu Desa Bantar Sari, Desa Karang Patri dan Desa
Kertasari Kec Pebayuran, dengan perincian :
- Kampung Pulo kecil Rt 09/06 Desa Bantarsari
sebanyak 8 rumah
- kampung Bolang Kulon Rt 10/07 Desa Bantarsari sebanyak 40 rumah
- Kampung Bolang Rt 08/05 Desa Bantarsari sebanyak 20 rumah
- Kampung Pulo kecil Rt 03/05 Desa Karangpatri sebanyak 10 rumah
- Kampung Babakan Ngantai Rt 06/04 desa kertasari sebanyak 1 rumah
Pada umumnya, kata Cecep, rumah yang terkena angin puting
beliung, mengalami kerusakan pada atap
rumah rusak akibat disapu angin. Beruntung, akibat kejadian tersebut tidak ada
korban jiwa dan menafsirkan kerugian akibat angin puting beliung mencapai
puluhan juta rupiah.
·
Penyebab: Udara
panas dan dingin bertemu, sehingga saling bentrok dan terbentuklah puting
beliung.
·
Dampak:
1.
Kerugian materi
2.
Rusaknya lahan pertanian.
·
Solusi pemecahan masalah:
1.
Memperbaiki lahan yang rusak.
2.
Membangun kembali rumah yang rusak.
3.
Memberikan bantuan kepada para korban.
4. GUNUNG MELETUS
Kepala Pusat Vulkanologi
dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya
Alam, Surono mengatakan, Gunung Lokon meletus lagi. “Telah terjadi letusan di
Gunung Lokon pukul 23.01 WITA,” kata dia lewat pesan pendeknya, Rabu (19/9)
malam.
Menurut Surono, letusan gunung yang memiliki ketinggian 1.579 meter di atas
permukaan laut ini dentumannya terdengar hingga jarak 5 kilometer. Saat ini,
status Gunung Lokon adalah siaga atau berada di level III. Tinggi lontaran
material letusan, termasuk material pijar sekitar 1.500 meter dari Kawah
Tompaluan.Material abu dari letusan gunung itu, sambung Surono, tertiup ke arah
timur.“Menjauh dari pemukiman (penduduk),” kata dia.
Surono mengungkapkan
masyarakat di Kota Bitung yang berada pada jarak 50 kilometer di sebelah timur
laut gunung dengan ketinggian sekitar 1.783 meter di atas permukaan laut,
melaporkan adanya abu vulkanik yang sampai ke wilayahnya.
Menurut Surono, abu
vulkanik itu tidak berbahaya. Masyarakat bisa mengantisipasinya dengan
mengenakan masker untuk melindungi saluran pernafasan.Surono memperkirakan abu
vulkanik itu terbawa hembusan angin.Asap akibat letusan gunung yang disertai
dengan keluarnya material pijar itu pada saat cuaca cerah terlihat mencapai
ketinggian 1.500 meter.
·
Penyebab:
Aktivitas magma dalam perut bumi yang
muncul ke permukaan bumi.
·
Dampak:
a.
Kerugian materi bagi penduduk
b.
Adanya abu vulkanik akibat letusan gunung
·
Solusi pemecahan masalah:
1.
Memanfaatkan material akibat letusan gunung berapi
sebagai sumber pendapatan.
2.
Mengelola tempat yang rusak akibat gunung meletus
menjadi obyek wisata.
3.
Mengevakuasi masyarakat di sekitar gunung Lokon ke
tempat yang aman
4.
Mengenakan masker un tuk mengantisipasi bahaya abu
vulkanik
·
Sumber:
5.
TANAH
LONGSOR
Bencana tanah longsor
seperti yang terjadi di Manado 17 Februari 2013 yang terjadi karena curah hujan
yang tak ada hentinya selama dua hari, telah membuat beberapa kendaraan
tertimbun tanah bahkan menimbulkan korban jiwa. Dari pantauan IDnews.com, ada
beberapa titik yang terjadi tanah longsor, yakni Kompleks Perumahan Citra Land
yang mengakibatkan 11 mobil milik warga yang beribadah di Gereja Kalam Kudus
Citraland tertimbun longsor. Pasalnya, lokasi parkir dan Gereja berada di bawah
bukit patung 'Yesus Memberkati'.Kejadian ini terjadi pada hari Minggu
(17/2/2013) sekitar Pukul 10.00 Wita. Selain itu di kompleks yang sama tepatnya
di perumahan Eden Bridge, 3 rumah yang tertimbun dan ada 3 warga yang terjebak
di dalam. Parahnya lagi, bencana alam tanah longsor yang terjadi di Kelurahan
Tingkulu Lingkungan VII Kecamatan Wanea, menelan korban jiwa, masing-masing
Charles Taroreh (27), Fransiska (20-an), Ribka (10) dan Cia (5).
·
Penyebab: Curah hujan yang tak ada hentinya selama dua hari.
·
Dampak:
1. Timbulnya korban jiwa
2. Kerugian materi
3. Rusaknya permukiman penduduk.
·
Solusi pemecahan masalah :
1.
Mengadakan gerakan reboisasi atau melakukan gerakan
tebang pilih tanam.
2.
Membuat terasering di lereng pegunungan.
3.
Memberi santunan kepada keluarga korban yang meninggal.
4.
Membangun kembali rumah yang rusak akibat tanah
longsor.
5.
Mengevakuasi para korban ke tempat pengungsian.
·